Langkah ini diadakan untuk memantau seberapa besar risiko yang ditimbulkan Evergrande terhadap sistem perbankan di daratan Hong Kong.
Berada di ambang keruntuhan, raksasa properti itu memiliki kewajiban utang total sebesar USD305 miliar yang perlu segera dibayarkan.
Kabar ini sempat memicu kekhawatiran potensi krisis keuangan dan menggema di tingkat global.
Belakangan, bank sentral China berjanji akan menyelesaikan masalah ini agar terhindar dari destabilitasi ekonomi dan sistem keuangan.
Melalui kucuran likuiditas, otoritas perbankan tertinggi China itu memastikan pasar properti dapat sehat ke depannya, meskipun situasinya masih belum jelas.
(IND)