Baru-baru ini, harian Spanyol, "El Pais", menyatakan bahwa citra satelit mengonfirmasi setidaknya 16 kapal kargo Rusia telah mengirimkan gandum yang dicuri dari Ukraina ke pelabuhan di seluruh dunia. Kapal-kapal yang melewati Selat Bosphorus itu berjalan menuju Suriah, serta beberapa pelabuhan lain di Mediterania serta Laut Merah. Untuk menghindari deteksi, kapal-kapal Rusia itu telah mematikan suar lokalisasi mereka, yang sebenarnya diharuskan menyalakannya oleh Organisasi Maritim Internasional (IMO). Mereka hanya menyalakannya sesaat sebelum melewati Laut Hitam, ke Mediterania melalui Selat Turki.
"Ini adalah kegiatan kriminal," kata Kedutaan Besar Ukraina di Lebanon. Pejabat Rusia sendiri telah berulang kali membantah bahwa pasukannya bukan kelompok pencopet yang mencuri biji-bijian Ukraina. Dalam sebuah wawancara, Wakil Perdana Menteri Rusia, Viktoria Abramchenko, mengatakan bahwa Rusia tidak mengirimkan biji-bijian dari Ukraina.
Namun terlepas dari protes Rusia, pejabat Ukraina berkeras bahwa gandum curian dari Ukraina telah beredar di banyak negara Timur Tengah dan Afrika. Seorang utusan diplomatik Ukraina untuk Turki mengatakan kepada wartawan Juni lalu, bahwa pembeli Turki menerima kiriman biji-bijian curian dalam jumlah besar.
Solusi untuk dunia
Blokade pelabuhan-pelabuhan laut Ukraina oleh Rusia itu jelas mengancam nasib 400 juta orang di seluruh dunia yang tergantung kepada impor bahan pangan Ukraina. Pemerintah Ukraina mencatat, saat inu saja Rusia memblokade sekitar 40 kapal komersial yang memuat komoditas pertanian di Laut Hitam.
Benar bahwa Ukraina saat ini pun masih memiliki tiga terminal pelabuhan ekspor di Sungai Danube, yakni Pelabuhan Izmail ( kapasitas 1,5 mmt per tahun), Reni (4 mmt per tahun) dan Kiliya (0,4 mmt per tahun). Namun dibandingkan Pelabuhan Odesa dan Mykolaiv, kapasitasnya sangat terbatas.