“Kemajuan dalam pembicaraan Istanbul telah menegaskan Turki sebagai fasilitator penting dalam negosiasi antara pihak-pihak yang bertikai,”kata Sinan Ulgen dari Center for Economics and Foreign Policy Studies, sebuah organisasi riset di Istanbul.
“Presiden (Recep Tayyip) Erdogan juga telah berhati-hati dalam menyoroti bahwa Turki ingin menjaga hubungan dengan kedua belah pihak. Jadi, sebagai akibat dari kebijakan yang seimbang ini, Turki telah berusaha untuk mengukir ruang bagi pengaruh diplomatik sebagai fasilitator atau seorang penengah," kata Ulgen.
(NDA)