Luhut berharap bahwa rencana yang sudah dijadwalkan terkait dimulainya produksi baterai listrik dapat berjalan pada 2025. Sehingga Indonesia akan menjadi pemain besar dalam baterai listrik.
Ia menambahkan, hilirisasi nikel menjadi besi baja dan bahan baku baterai telah berkontribusi signifikan terhadap peningkatan ekspor Indonesia.Dimana di 2022 realisasinya mencapai USD33,81 miliar.
"Kalau kita sampai pada lithium baterai, angka ini saya kira akan jauh lebih besar. Kami memprediksi angkanya bisa dua kali kalau proses ini semua berjalan dalam 4-5 tahun ke depan," katanya.
(DES)