"Jika dapat terus dipertahankan, ekspektasi pemulihan ekonomi, serta pergerakan komponen lain seperti konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi, hingga ekspor dan impor dapat berjalan sesuai harapan," jelas Radhika.
Chief Economist & Investment Strategist Manulife Aset Manajemen Indonesia Katarina Setiawan mengungkapkan, Indonesia dan beberapa negara ASEAN lainnya seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand akan mengalami ekspansi pertumbuhan di tahun 2022. Hal ini bertolak belakang dengan tren normalisasi pertumbuhan yang terjadi di Amerika Serikat dan sebagian negara Asia.
"Sebagai produsen besar dari berbagai komoditas penting dunia, Indonesia menyediakan natural hedge yang menjadi penyelamat ekonomi kita di tengah terjadinya inflasi tinggi di berbagai kawasan," ujarnya.
Dia melanjutkan, Indonesia juga memiliki structural stories yang sehat, berbeda dengan banyak negara di Asia yang mengalami peningkatan rasio utang dan jumlah penduduk memasuki usia lanjut. Beberapa hal tersebut ikut meningkatkan daya tarik investasi di Indonesia, di tengah tren diversifikasi oleh investor yang dipicu masalah geopolitik serta pandemi.
"Aliran dana asing telah kembali masuk ke pasar saham, bahkan semakin kuat menjelang pengetatan moneter The Fed. Indonesia akan bertumbuh karena pembukaan kembali perekonomian pada tahun 2022. Sedang terjadi rotasi sektoral, dan kami melihatnya sebagai fenomena yang wajar didukung oleh membaiknya situasi pandemi dalam negeri," jelasnya.