sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ini Ramalan OCBC NISP untuk Harga Emas, Minyak hingga Rupiah di 2021

Economics editor Oktiani Endarwati
23/07/2021 15:03 WIB
Bank OCBC NISP merilis market outlook untuk komoditas minyak, emas, dan mata uang di tengah melonjaknya kasus covid-19 yang melanda Indonesia.
Ini Ramalan OCBC NISP untuk Harga Emas, Minyak hingga Rupiah di 2021 (FOTO: MNC Media)
Ini Ramalan OCBC NISP untuk Harga Emas, Minyak hingga Rupiah di 2021 (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Bank OCBC NISP merilis market outlook untuk komoditas minyak, emas, dan mata uang di tengah melonjaknya kasus covid-19 yang melanda Indonesia.

Senior Investment Strategist OCBC Bank, Vasu Menon memperkirakan harga minyak untuk 6 dan 12 bulan menjadi USD80/barel, yang sebagian besar karena kekuatan permintaan liburan yang masih belum terealisasi.

"Permintaan yang belum terealisasi untuk perjalanan domestik di musim liburan musim panas di negara-negara Barat seharusnya meningkatkan permintaan minyak," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (23/7/2021).

Menurut dia, permintaan minyak yang lebih tinggi dan persediaan minyak yang dinormalisasi akan membutuhkan OPEC+ untuk meningkatkan produksi lebih lanjut untuk menghentikan pasar dengan permintaan yang sangat besar.

Sementara untuk emas, lanjut Vasu, OCBC NISP memperkirakan emas akan sulit untuk mengesampingkan pembicaraan taper The Fed. "Kami terus percaya bahwa siklus harga emas mencapai puncaknya pada tahun 2020 dan harga pasaran emas akan terbatas melampaui USD 2,000/ons dalam prospek saat ini," ungkapnya.

Dia menuturkan, berkurangnya permintaan lindung nilai portofolio untuk emas mencerminkan pemulihan makro yang lebih mendorong minat para pelaku pasar terhadap komoditas industri daripada emas. Emas belum dapat mencatatkan kenaikan secara teknis setelah terjadi penurunan tajam akhir Juni yang disebabkan oleh kebijakan tak terduga The Fed yang hawkish.

"Tetapi risiko data pekerjaan/inflasi AS yang kuat yang diterjemahkan ke dalam imbal hasil riil AS yang lebih tinggi daripada titik normal, membuat kita berhati-hati pada prospek jangka menengah emas. Kami memangkas perkiraan harga emas dalam 12 bulan menjadi USD 1675/ons," tuturnya.

Untuk mata uang, pada semester kedua tahun ini, vaksinasi dan pembukaan kembali akan menjadi hal yang mendasar bagi perekonomian global. Bahkan bagi mereka yang masih berjuang melawan lonjakan baru dalam jumlah kasus, pengalaman yang mereka miliki dalam menangani wabah semacam itu, seharusnya menyiratkan bahwa dampak pasar akan lebih terkendali.

"Kami melihat FOMC Juni sebagai titik balik utama yang akan mengatur bagaimana pergerakan pasar mata uang dilakukan di semester kedua. Khususnya, ekspektasi kenaikan suku bunga, seperti yang terlihat dari Eurodollar futures, tidak menunjukkan tanda-tanda untuk balik kembali ke level sebelum FOMC. Hal ini menunjukan bahwa hal tersebut telah diekspektasi oleh pasar," jelasnya.

Di Asia, pemulihan dalam USD telah mempengaruhi mata uang Asia melalui greenback. Namun demikian, mata uang USD-G10 adalah tempat persaingan utama, bukan mata uang USD-Asia. (RAMA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement