Khoiri juga menjelaskan, meskipun HPP masih di bawah tarif angkutan penyeberangan tetapi tetap bisa beroperasi lantaran adanya pengorbanan yang dilakukan noleh operasional dan hal itu tidak menyehatkan industri angkutan penyeberangan.
"Selama ini kekurangan HPP tetapi bisa jalan, tapi menjalankan ini dengan kondisi tidak sehat, di mana banyak anggota kami yang masih belum bisa mengembalikan cicilan bank pokok bunga. Bahkan ada yang siap menjual perusahaan dan kapalnya," katanya.
Sementara itu, Pakar transportasi dari Institut Studi Transportasi (Intrans), Dharmaningtyas mengungkapkan, kenaikan tarif dilakukan demi meningkatkan layanan pada angkutan penyeberangan. Terkait dengan kenaikan tarif tersebut, Dharmaningtyas bahkan meminta ideal penyesuaian tarif hingga 50 persen.
"Konsekuensinya kalau HPP belum tercapai pasti ada hal dikorbankan. Khawatirnya soal safety. Kalau ingin menyelenggarakan angkutan penyebernagan yang safety jangan ada yang kurnagi pokok produksinya," katanya.
(YNA)