Arif menyebut pihaknya terus melakukan dan memberikan pelatihan bagi para tenaga kerja konstruksi di Indonesia terutama yang akan dikirimkan atau yang sedang bekerja di IKN. Hal tersebut diharapkan menjadi upaya untuk meminimalisir penggunaan tenaga kerja konstruksi asing di IKN.
"Apa yang tidak kita miliki, tidak kuasai ya mungkin kita datangkan mereka (TKA), kalau sudah kita kuasai kan tidak perlu, karena mostly teknologi kita kuasai," kata Arief.
Pada periode 2023-2024, Ditjen Bina Konstruksi bakal mengirim tambahan 3.000 tenaga kerja konstruksi ke IKN. Bahkan 3.000 tenaga kerja tersebut juga sudah mengantongi sertifikat dari Kementerian PUPR.
"Program IKN kita ada khusus program, memang difokuskan untuk tenaga kerja konstruksi (TKK) yang akan ke IKN maupun yang di IKN. Total 2023 - 2024 sekitar 3.000 TKK akan ke IKN," pungkasnya.
(FRI)