sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kemnaker Ungkap Penyebab Gen Z Sulit Mendapatkan Pekerjaan

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
27/09/2025 16:04 WIB
Kemnaker menyatakan, saat ini beberapa perusahaan lebih melihat soft skill calon kandidat pencari kerja, di samping mempertimbangkan hard skill yang dimiliki.
Kemnaker Ungkap Penyebab Gen Z Sulit Mendapatkan Pekerjaan. (Foto Istimewa)
Kemnaker Ungkap Penyebab Gen Z Sulit Mendapatkan Pekerjaan. (Foto Istimewa)

IDXChannel - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menyatakan, saat ini beberapa perusahaan lebih melihat soft skill calon kandidat pencari kerja, di samping mempertimbangkan hard skill yang dimiliki.

Kepala Pusat Pasar Kerja Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Surya Lukita mengatakan, Gen Z atau yang pada tahun-tahun ini baru memasuki pasar kerja cenderung lebih sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Sebab, berdasarkan laporan yang diterima dari pemberi kerja, banyak dari angkatan kerja Gen Z yang kurang dari sisi soft skill.

"Sekarang ini isunya bukan kemampuan teknis saja. Perusahaan itu lebih melihat di soft skill-nya anak-anak pencari kerja, ini yang kurang. Makanya kan sekarang banyak isu kalau di media-media juga sering dibahas, perusahaan agak enggan mempekerjakan Gen Z," ujarnya saat ditemui di Kantor Pusat Pasar Kerja, Jakarta, Jumat (26/9/2025).

Surya menjelaskan, dari sisi kualifikasi pendidikan, sebetulnya masih banyak perusahaan yang mencari kualifikasi dengan standar pendidikan SMA/SMK sederajat. Bahkan, berdasarkan data dari Pusat Pasar Kerja saat ini lowongan pekerjaan menurut pendidikan 54,23 persen SMA/SMK sederajat.

"Kalau kualifikasi pendidikan sebenarnya match-match saja (dengan kebutuhan pekerja). Ini isunya soft skill yang agak kurang," katanya.

Di satu sisi, dia menilai Gen Z lebih kurang cocok untuk masuk dalam industri manufaktur atau pekerja buruh pabrik. Mereka dinilai lebih cocok untuk menggarap pekerjaan yang bersangkutan dengan digital seperti konten kreator, live streaming, dan lain sebagainya.

Namun, Surya memaparkan posisi pekerjaan untuk Gen Z tersebut saat ini belum cukup mendominasi dari sisi lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Industri pengolahan masih memimpin serapan tenaga kerja terbesar hingga 96.447 orang, disusul sektor perdagangan 54.885 orang, dan sektor teknologi dan komunikasi 33.043 orang per 4 September 2025.

"Jadi Gen Z ini juga harus bisa menyesuaikan dengan pekerjaan yang akan dia kerjakan nanti. Mau tidak mau, harus. Jadi bukan pekerjaan yang menyesuaikan karakter Gen Z, tapi seharusnya Gen Z ini yang menyesuaikan keperluan karakter yang ada di perusahaan," ujarnya.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement