Mengingat, Bank Sampah Asri Mandiri sendiri telah berdiri jauh sebelum Hejona resmi beroperasi. Kegiatan Bank Sampah Asri Mandiri, dikisahkan Asih, pertama kali tercetus di RW 6, Desa Benteng, pada Desember 2013 lalu.
Ide mendirikan bank sampah diakui Asri awalnya lantaran terpaksa, seiring dengan terlalu penuhnya (over capacity) Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) di Galuga, Kecamatan Cibungbulang. Padahal, sudah sejak lama seluruh sampah yang dihasilkan oleh warga Desa Benteng dibuangnya ke TPA tersebut.
"Sehingga mau tidak mau, kalau pun kita tetap membuang ke sana (TPA Galuga), paling nggak kita harus kurangi volumenya. Maka solusinya adalah memilah kembali sampah yang ada. Yang masih bisa dimanfaatkan, didaur ulang, dan masih punya nilai ekonomi, kita pisahkan dan kelola di bank sampah ini," tutur Asih.
Pertama diinisiasi, sebagian besar warga masih merasa kesulitan dalam hal memilah sampah rumah tangganya. Selain itu, proses mengangkut sampah yang telah disortir untuk dibawa ke bank sampah juga menjadi persoalan tersendiri bagi masyarakat sekitar.
Di lain pihak, bagi Bank Sampah Asri Mandiri, proses pengolahan terhadap pasokan sampah yang menumpuk juga menjadi tantangan. Dalam hal ini, pengurus Bank Sampah Asri Mandiri harus cekatan dan terus berinovasi agar proses daur ulang bisa lebih lancar dan dapat berjalan lebih massif.