Tak hanya itu, menurut Agus, konflik yang muncul dalam proyek Rempang Eco City dapat menjadi preseden buruk bagi Indonesia di mata investor luar negeri.
Karenanya, sebelum membuka dan menawarkan peluang investasi, pemerintah harusnya sudah memastikan segala sesuatunya siap dijalankan.
Termasuk, misalnya, terkait studi dan kajian antropologi, identifikasi kemungkinan konflik hingga rencana antisipasi yang telah disiapkan untuk mengatasi hal tersebut.
"Ada nggak studi soal antropologinya, kemudian identifikasi kemungkinan konflik, bisa juga diperkirakan antisipasinya, sehingga nanti juga mitigasinya lebih terukur, agar proses investasi dapat berjalan lancar dan aman di Rempang," tutur Agus.
Yang jadi masalah, Agus melihat, sejauh ini tidak terlihat adanya studi antropologi di setiap program pembangunan infrastruktur atau investasi yang dicanangkan oleh pemerintah.