IDXChannel - Negara maju hingga berkembang mulai gencar mempromosikan kendaraan listrik sebagai kendaraan masa depan. Namun, hal itu diprediksi bakal terkendala tantangan krisis nikel.
Melansir BBC, Kamis (15/12/2022), sumber pasokan nikel saat ini terhambat konflik Ukraina-Rusia, karena Rusia merupakan pemasok nikel terbesar di dunia.
Negara-negara pemasok nikel selain Rusia, seperti Indonesia dan Filipina kemungkinan akan meningkatkan jumlah produksi untuk menutup kebutuhan nikel di dunia.
Kepala Eksekutif dan salah satu pendiri perusahaan pertambangan dan daur ulang bahan baterai, Nth Cycle, Megan O’Connor mengatakan bahwa saat ini perusahaannya sedang kekurangan bahan material logam.
"Tidak banyak orang yang menyadari, kami tidak memiliki cukup bahan kritis ini sekarang," ujar dia.
Menghadapi krisis logam tersebut, Perusahaan Nth Cycle telah menemukan solusi dalam menghadapi krisis logam, yaitu dengan cara mengekstrasi nikel dan logam lain dari baterai bekas yang dihancurkan, sehingga baterai bekas tersebut dapat digunakan kembali.
Proses daur ulang tesebut dinamakan elektro-ekstraksi, dengan menggunakan listrik untuk memisahkan logam dari limbah baterai yang telah dihancurkan. Logam-logam yang telah terpisah lalu diisoloasi dan dimasukkan ke dalam filter khusus.
Ekstraksi nikel yang dilakukan Ntc Cycle tidak hanya berasal dari limbah baterai bekas, namun juga berasal dari batuan dan logam yang berasal dari tambang.