"Kita merencanakan per lima tahun, mencanangkan target berapa juta ton emisi yang harus kita kurangi, dan hal apa saja yang harus dilakukan dalam kurun waktu lima tahun," kata Arifin.
Roadmap transisi energi tersebut, kata Arifin, berisi dua program utama, yaitu supply dan demand. Dimana dari sisi supply, salah satu caranya ialah dengan mengurangi penggunaan pembangkit listrik berbahan baku batubara (PLTU).
"Kita sedang melakukan kajian untuk mempensiunkan 33 unit PLTU," jelasnya.
Arifin menambahkan, hingga tahun 2060 nanti, pemerintah akan membangun pembangkit listrik sebesar 600 GW, yang berbasis dari energi baru terbarukan (EBT).
Untuk mencapai hal tersebut, lanjutnya, bukanlah hal yang mudah, karena proses transisi energi memerlukan pendanaan yang sangat besar. Selain itu, akses teknologi yang masih terbatas juga menjadi kendala dalam transisi energi.
"Karena itu, transisi energi perlu dukungan dan kolaborasi dari banyak pihak, karena tidak mungkin hanya dilakukan oleh pemerintah saja," ucapnya.