sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Masih Dibayangi Ketidakpastian Global, OJK Nilai Sektor Jasa Keuangan tetap Tangguh 

Economics editor Nia Deviyana
04/03/2024 19:06 WIB
OJK pada menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga, didukung permodalan yang kuat dengan likuiditas stabil, dan profil risiko yang positif.
Masih Dibayangi Ketidakpastian Global, OJK Nilai Sektor Jasa Keuangan tetap Tangguh. Foto: MNC Media.
Masih Dibayangi Ketidakpastian Global, OJK Nilai Sektor Jasa Keuangan tetap Tangguh. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga, didukung permodalan yang kuat dengan likuiditas stabil, dan profil risiko yang positif. 

"OJK menilai kinerja perekonomian global secara umum membaik, dengan tekanan yang cenderung stabil meskipun masih perlu dicermati perkembangan geopolitik global ke depan," ujar Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar dalam Konferensi Pers Hasil RDK Bulanan Februari 2024, Senin (4/3/2024).

Mahendra mencontohkan, di Amerika Serikat, capaian inflasi yang cenderung sticky di tengah pertumbuhan ekonomi yang solid, mendorong meningkatnya perkiraan no landing (sesuai pra-pandemi). 

Dengan perkembangan tersebut, pasar kembali melakukan kalibrasi atas kemungkinan mundurnya pemangkasan Fed Fund Rate (FFR) dengan besaran yang juga berkurang. 

Sementara itu, di Eropa, ekonomi Jerman dan Inggris mengalami kontraksi dan mulai memasuki resesi. Inflasi cenderung turun mendekati target bank sentral sehingga mendorong Bank of England (BoE) dan European Central Bank (ECB) menjadi less hawkish dan membuka peluang untuk penurunan suku bunga yang lebih cepat. 

Di China, perkembangan terkini menunjukkan perekonomian berada di bawah rata-rata historis. Tekanan di pasar keuangan juga terpantau meningkat. 

"Ke depan, ketidakpastian atas pemulihan ekonomi China diprediksi cukup tinggi di tengah menguatnya kembali potensi terjadinya perang dagang," lanjut Mahendra.

Risiko geopolitik global terpantau meningkat yang dipengaruhi oleh berlanjutnya konflik di Timur Tengah dan perkembangan perang di Ukraina. 

Risiko instabilitas turut berimbas pada peningkatan biaya dan waktu pengiriman dari Asia ke Eropa, yang berpotensi memicu kenaikan harga komoditas ke depan.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement