IDXChannel - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menjelaskan porsi kepemilikan saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada megaproyek baterai kendaraan listrik konsorsium Antam, Indonesia Battery Corporation (IBC), dan CATL-Brunp-Lygend (CBL).
Bahlil menjelaskan, di tingkat hulu atau tambang nikel, porsi saham BUMN melalui Antam sebesar 51 persen.
Namun, di tingkat smelter berbasis rotary kiln electric furnace (RKEF) dan pabrik high pressure acid leach (HPAL), porsi saham BUMN sebesar 30-35 persen.
Sementara itu, di tingkat hilir alias lini pabrikan prekursor, katoda, hingga sel baterai, porsi saham BUMN sebesar 30 persen atau lebih kecil dibandingkan dengan kepemilikan grup CATL.
"Saya sudah bicara dengan mereka (CBL) untuk menaikkan kepemilikan saham negara lain, dan mereka tidak masalah," ujar Bahlil dalam Groundbreaking Industri Baterai Kendaraan Listrik, Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025).
Adapun megaproyek ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) terintegrasi (Grand Package) tersebut berada di Halmahera Timur, Maluku Utara dan Karawang, Jawa Barat. Kedua proyek tersebut memiliki nilai investasi sebesar USD5,9 miliar atau setara Rp96 triliun.