Dari sisi risiko, dia menilai eksposur pengembang terhadap kenaikan kredit bermasalah (NPL) masih minim. NPL mayoritas disebut berlangsung pada segmen rumah berukuran di bawah 21 meter persegi, sementara pemain besar di bursa tidak banyak bergantung pada segmen tersebut.
BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi overweight (OW) untuk sektor properti, meski mengingatkan adanya potensi tekanan jual jangka pendek.
“Kami mempertahankan rating overweight pada sektor ini karena valuasi seluruh pengembang masih diperdagangkan dengan diskon besar terhadap rata-rata lima tahun, meski kinerja ROE, pre-sales, dan kualitas neraca menunjukkan perbaikan bertahap,” ujar Ismail.
Beberapa saham pilihan menurut BRI Danareksa, berturut-turut adalah PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).
Menurut Ismail, pertimbangan utama emiten ini adalah eksposur pada segmen harga Rp1 miliar hingga Rp5 miliar, dominasi produk landed residential, diversifikasi lokasi, dan kekuatan aset ritel sebagai penopang.
Sementara risiko utamanya berasal dari potensi tekanan jual investor dalam jangka pendek akibat posisi dana lokal yang sudah mendekati puncak, didukung berkurangnya sentimen penurunan suku bunga hingga akhir tahun ini.
(Dhera Arizona)