Mendag juga menyebut pemerintah telah membuka ekspor center di Balikpapan dan Batam guna memperkuat fasilitasi ekspor UMKM ke luar negeri. Hingga Juli 2025, tercatat nilai transaksi ekspor dari program “UMKM Bisa Ekspor” mencapai USD90,04 juta, di mana sekitar 70 persen pelaku UMKM yang terlibat sebelumnya belum pernah mengekspor produknya.
"Jadi ini sesuatu yang saya kira sangat bagus untuk meningkatkan atau membuat UMKM ini bisa naik kelas sehingga dia bisa melakukan ekspor ke berbagai negara dengan fasilitas yang kita berikan melalui business matching dengan perwakilan," kata dia.
Lebih jauh Mendag mengatakan tarif resiprokal AS sebesar 19 persen baru mulai berlaku pada 7 Agustus 2025. Dia memastikan bahwa proses negosiasi masih berlangsung dan dapat rampung sebelum 1 Januari 2026.
"Memang yang resiprokal kan kita dapat 19% itu berlaku 7 hari setelah tanggal 31 Juli kan. Dan sekarang proses negosiasi juga masih berjalan sebenarnya. Mudah-mudahan sebelum 1 Januari sudah selesai. Untuk komoditas mungkin belum saya sampaikan dulu ya komoditas apa. Tetapi paling tidak di dalam proses negosiasi nanti kita juga ingin mendapatkan penurunan tarif, seperti komoditas yang tidak dimiliki atau tidak diproduksi oleh Amerika," kata dia.
(NIA DEVIYANA)