Proyek yang segera diimplementasikan ada di CCUS Tangguh yang ditargetkan menekan emisi karbon sebesar 25 juta ton CO2 serta mampu meningkatkan produksi gas hingga 300 BSCF pada tahun 2035. "Proyek ini ditargetkan onstream pada tahun 2026," ungkap Arifin.
Yuzaini Md Yusof, President IPA dalam sambutannya, mengatakan Indonesia sebagai salah satu negara yang cukup cepat bergerak dalam implementasi CCS/CCUS, termasuk mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM no 2/2023 tentang pengaturan CCS/CCUS di industri hulu migas. Ke depan, beberapa hal yang harus disiapkan adalah kebijakan fiskal, tax credit serta kebijakan harga karbon serta kesiapan storage carbon.
"Meskipun proyek CCS/CCUS sudah mulai berkembang, masih banyak proyek yang berisiko tinggi dan membutuhkan dukungan regulasi lebih lanjut. Dengan keberhasilan proyek CCS/CCUS utamanya masih bergantung pada dukungan regulasi dan daya tarik secara komersial, tentu masih banyak pekerjaan yang harus dikerjakan," jelas Yuzaini.
Adapun, IPA CONVEX 2023 yang berlangsung selama tiga hari dari Selasa (25/7/2023) hingga Kamis (27/7/2023) diselenggarakan atas kerja sama dari Indonesian Petroleum Association sebagai organizer dan Dyandra Promosindo sebagai co-organizer. Beberapa sesi panel diskusi yang melibatkan sejumlah narasumber ikut menyemarakkan IPA CONVEX tahun ini.
Penyelenggaraan IPA Convex tidak lepas dari dukungan sejumlah mitra dan sponsor, antara lain: PT. Pertamina Hulu Energi sebagai sponsor Titanium; MedcoEnergi, Elsewedy Electric, COSL, bp Indonesia, Wood Mackenzie, PETRONAS Indonesia, dan Exxonmobil Indonesia sebagai sponsor Platinum; Energi Mega Persada dan Mubadala Energy sebagai sponsor Gold; serta Conrad Asia Energy Ltd, Sinopec International Petroleum E&P Corporation (SIPC) Indonesia, Chevron, Harbour Energy, dan INPEX MASELA LTD sebagai sponsor Silver.
(FRI)