Maka menurutnya, ketika situasi pelemahan Rupiah berdampak lebih dalam, maka kinerja APBN akan semakin berat untuk menutup pembengkakan biaya tersebut, atau kerap disebut eskalasi nilai proyek.
"Kalau sudah keputusan nasional bisa eskalasi. Masih menunggu hasil rapat (Senin)," kata dia.
"Dulu pas pandemi juga membengkak, situasional. Makanya Bu Menkeu kan selalu bilang bahwa instrumen kita APBN, APBN itu sebagai instrumen untuk itu (kondisi pelemahan Rupiah)," ujarnya.
Sekedar informasi tambahan, nilai tukar (kurs) Rupiah ditutup melemah 65 poin atau 0,40 persen ke level Rp16.430 pada perdagangan Kamis (20/6/2024) usai Bank Indonesia menahan suku bunga acuan di level 6,25 persen.
Dari sentimen domestik, Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 20-21 Juni 2024. Sedangkan suku bunga Deposit Facility naik ke posisi 5,50 persen dan suku bunga Lending Facility sebesar 7 persen.
(YNA)