sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

'Paksa' Penggunaan Kompor Listrik, Netizen: Kalau Tarif Naik Bagaimana?

Economics editor Suparjo Ramalan
01/04/2021 16:21 WIB
Netizen mengritik rencana Menteri BUMN untuk mengalihkan kompor gas menjadi kompor listrik, terutama jika tarif listrik naik atau mati lampu.
'Paksa' Penggunaan Kompor Listrik, Netizen: Kalau Tarif Naik Bagaimana? (Foto: MNC Media)
'Paksa' Penggunaan Kompor Listrik, Netizen: Kalau Tarif Naik Bagaimana? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Sebagai upaya untuk menekan pengeluaran rumah tangga hingga 20 persen, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengusulkan kepada masyarakat untuk mulai menggunakan kompor listrik. Namun, rencana itu justru menuai kritikan dari netizen di Indonesia.

Dari pantauan tim IDX Channel di sosial media, sejumlah warganet melontarkan pertanyaan terkait hitungan penghematan ketika menggunakan kompor induksi. Meski mantan bos Inter Milan itu secara spesifik menyebut penggunaan kompor induksi bisa membuat ibu-ibu lebih hemat.

Pemerintah memperkirakan pemgeluaran atas penggunaan kompor listrik hanya sebesar Rp118.000 per bulan, jika dibandingkan dengan penggunaan kompor gas yang bisa menguras kantong hingga  Rp147.000. Namun, netizen menilai angka itu kurang realistik. Sebab, hitungannya belum termasuk dengan tarif listrik yang diperkirakan bisa saja mengalami kenaikan pada masa-masa mendatang.

"Kalau pas tarif listrik naik gimana? Kalau listrik mati enggak masak," ujar salah satu netizen, dikutip Kamis (1/4/2021).

Netizen menilai, kompor gas menjadi alternatif kegiatan masak di saat listrik padam. Sementara kompor induksi akan menjadi penghambat manakalah listrik mereka terganggu. "Mending gas, setidaknya kalau listrik mati tetap bisa masak," ujar warga net yang lain. 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement