IDXChannel - Usaha thrifting atau penjualan baju bekas impor semakin menjamur lantaran para pedagang bisa meraup untung dalam jumlah fantastis.
Seorang pedagang pakaian bekas impor bernama Pras mengungkapkan, saat ini usaha thriftingnya tengah berada dalam kondisi yang cukup bagus.
"Kalau harian, rata-rata cuma satu juta lah penjualan semua," kata Pras kepada MPI saat ditemui di bilangan Cibubur, Jakarta Timur, Selasa (14/3/2023).
Artinya jika ditotal, dalam satu bulan dirinya bisa meraup omzet hingga Rp30 juta dari hasil berjualan baju bekas impor. Menurutnya, masyarakat saat ini lebih senang berbelanja pakaian bekas impor sebab kualitasnya tidak kalah dengan produk baru lokal, bahkan terkadang kualitasnya malah lebih bagus.
"Saya lihat sih kayaknya sudah 50% lari ke barang bekas yang Jakarta ini khususnya, kalau di daerah saya belum tahu, yang Jakarta kayaknya 50% dari masyarakat pindah ke barang second. Yang jadi penyebab harga sama kualitas sama kualitas produk lokal itu kalah sama barang second," terangnya.
Sebagai informasi, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan pemerintah melarang bisnis baju bekas impor yang masuk ke Indonesia dari luar negeri, seperti thrifting.
Jika masih nekat, pihaknya langsung akan melakukan penyitaan dan dibasmi. Meski demikian, Mendag mengakui masih ada kendala karena pintu masuknya banyak sekali, tidak hanya di pula Jawa, ada di pulau Sumatra dan Sulawesi, sehingga menurutnya diperlukan kerja sama dengan masyarakat.
(DES)