Adapun bea keluar dari komoditas sawit yang tertekan akibat penurunan rata-rata harga Crude Palm Oil (CPO) 2024 sebesar 5,91 persen year on year (yoy) dari USD865/MT ke USD811/MT. Kemudian volume ekspor juga mengalami penurunan dari 24 juta ton ke 20 juta ton.
Kemudian untuk penerimaan cukai yaitu Rp116,1 triliun atau 47,2 persen dari target. Adapun cukai Hasil Tembakau sampai dengan Juli 2024 sebesar Rp111,3 triliun atau tumbuh tipis 0,1 persen yoy yang dipengaruhi oleh Golongan I dan Golongan II.
"Ada lagi yang memberikan kontribusi terhadap bea cukai yaitu MMEA sebesar Rp4,6 triliun. Artinya, tumbuh double digit 10,6 persen karena kita mengubah tarifnya dan produksi MMEA di dalam negeri sudah mulai tumbuh," kata Menkeu.
(NIA DEVIYANA)