IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melaporkan kinerja positif bea keluar yang disokong besarnya pembayaran dua perusahan yang mendapatkan izin ekspor tembaga yaitu PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMAN) dan PT Freeport Indonesia (PTFI).
Menkeu mengatakan fenomena ini berbeda dengan kondisi sebelumnya, di mana bea keluar sampai dengan Juli 2024 tercatat Rp9,3 triliun atau meningkat 58,1 persen year on year (yoy) atau 52,9 persen dari target APBN 2024.
"Apa saja yang memberikan kontribusi besar? Adalah tembaga, tumbuhnya 928 persen. Ini karena bea keluar untuk tembaga dari dua saja yaitu Amman dan Freeport mereka diperbolehkan untuk ekspor, tapi mereka harus menyelesaikan smelter dengan harus membayar bea keluar yang lebih tinggi dan ini yang menyebabkan penerimaan kita tinggi," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di Kantor Kemenkeu, Selasa (13/18/2024).
Adapun bea keluar dari komoditas sawit yang tertekan akibat penurunan rata-rata harga Crude Palm Oil (CPO) 2024 sebesar 5,91 persen year on year (yoy) dari USD865/MT ke USD811/MT. Kemudian volume ekspor juga mengalami penurunan dari 24 juta ton ke 20 juta ton.
Kemudian untuk penerimaan cukai yaitu Rp116,1 triliun atau 47,2 persen dari target. Adapun cukai Hasil Tembakau sampai dengan Juli 2024 sebesar Rp111,3 triliun atau tumbuh tipis 0,1 persen yoy yang dipengaruhi oleh Golongan I dan Golongan II.
"Ada lagi yang memberikan kontribusi terhadap bea cukai yaitu MMEA sebesar Rp4,6 triliun. Artinya, tumbuh double digit 10,6 persen karena kita mengubah tarifnya dan produksi MMEA di dalam negeri sudah mulai tumbuh," kata Menkeu.
(NIA DEVIYANA)