“Ikan ini potensinya luar biasa, harus kita manfaatkan untuk pemenuhan protein kita. Dengan adanya potensi yang melimpah ini bayangkan berapa gerbong itu bisa kita gunakan. Mudah-mudahan selanjutnya nanti kereta logistik berangkat dari sini, menuju Jakarta langsung Tanjung Priok kemudian naik lagi ke kapal (setelah diolah di UPI) untuk ekspor," harap Antam.
Senada, Plt Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Ishartini mengungkapkan pemilihan Stasiun Kalimas sebagai pilot project lantaran terhubung dengan Pelabuhan Tanjung Perak. Tercatat, sebanyak 109,46 ribu ton komoditas perikanan yang berasal dari Timika, Tarakan, Makasar Ambon, Bitung, Kendari, Dobo, dan wilayah Indonesia Timur lainnya masuk ke Pelabuhan Tanjung Perak selama tahun 2021.
"Ini jumlah yang besar dan kerjasama dengan KAI Logistik ini kita mengedepankan prinsip tepat waktu, tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat lokasi dalam upaya pendistribusian ikan," ungkap Ishartini.
Tak hanya itu, Ishartini juga menyebut hasil perikanan termasuk sebagai komoditas yang mudah rusak. Karenanya, diperlukan penanganan yang tepat dan cepat guna meminimalisir risiko tersebut.
"Kita tahu bahwa kereta api merupakan moda transportasi yang memiliki perjalanan terjadwal, jaminan keamanan, kecepatan waktu, dan kapasitas daya angkut yang maksimal. Semua ini jadi pertimbangan kami untuk memperkuat kerjasama ini," tuturnya.