sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Produk Batik RI Dijual di Pasar Eropa dan AS, Jahitnya Malah di India

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
11/08/2023 18:45 WIB
APPBI: Saat ini banyak produk batik asal Indonesia hanya dikirim ke India dalam bentuk kain.
Produk Batik RI Dijual di Pasar Eropa dan AS, Jahitnya Malah di India. (Foto MNC Media)
Produk Batik RI Dijual di Pasar Eropa dan AS, Jahitnya Malah di India. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Ketua Umum Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI) Komarudin Kudiya mengatakan, saat ini banyak produk batik asal Indonesia hanya dikirim ke India dalam bentuk kain. Padahal, pasar jualan produk jadi dari kain batik itu dilihatnya tembus ke pasar Amerika hingga Eropa.

Menurut Komarudin, kain batik tersebut dikirim ke India, kemudian dijahit atau diolah lagi menjadi barang jadi seperti baju batik dan lainnya. Kemudian dijual ke pasar Amerika dan Eropa, terutama di kota New York.

"Batik itu saya tidak paham, kenapa jahitnya sebagian di India, jadi kami itu kirimnya tidak langsung ke Eropanya, padahal jual batiknya di New York, tapi jahitnya di India, mungkin karena kemitraan atau bagaimana," kata Komarudin dalam sesi IDXChannel, Jumat (11/8/2023).

Menurutnya, ada beberapa strategi untuk pemerintah agar bisa lebih meningkatkan ekspor produk jadi batik di Indonesia. Seperti melakukan pameran batik di berbagi negara sebagai ajang promosi perdagangan produk batik.

"Kemudian juga pengenalan pasar batik itu juga harus intensif, di mana kira-kira pangsa pasar batik dunia yang memerlukan, ini juga penting," lanjutnya.

Komarudin menerangkan, setiap negara tidak bisa menerima secara langsung produk-produk batik yang dihasilkan dari Indonesia. Maka, butuh pengenalan oleh pemerintah, motif apa yang disukai oleh pasar di luar negeri.

"Motif batik kita sendiri sebetulnya tidak terpakai, tapi proses produksi batiknya yang digunakan," lanjut Komarudin.

Di samping itu, pemerintah juga diminta untuk mendukung dari sisi kelengkapan peralatan di industri batik sendiri. Hal ini mengingat batik juga merupakan warisan budaya yang patut dipelihara eksistensinya, terutama sebagai identitas budaya Indonesia.

Salah satu perlatan yang juga dibutuhkan oleh para perajin batik di tanah air adalah alat pengering cat. Sebab, cat yang digunakan untuk batik tulis cukup rentan terhadap cuaca. Maka, ketika musim hujan atau musim dingin datang, maka proses pewarnaan otomatis akan terganggu.

"Karena batik ini ada kaitannya dengan cuaca, di kita ini, kalau sudah mulai bulan September, Oktober, November, itu intensitas hujan agak tinggi, sementara beberapa cat pewarna ketika harus menghendaki warna pas, harus menggunakan panas matahari. Kalau kita tidak memiliki alat, maka itu tidak akan maksimal," pungkasnya.

(YNA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement