"Secara mikro, operasional petani akan jadi lebih hemat karena biaya listrik jelas lebih murah dari BBM. Secara makro, produktivitas pertanian bakal meningkat karena ketersediaan listrik lebih mudah diakses dan pasokannya sangat memadai," ungkap Defiyan.
Tak ayal, inovasi inipun mendapat sambutan baik oleh masyarakat dan jumlahnya terus meningkat tiap tahunnya.
Defiyan merinci, hingga akhir 2023, Program EA telah digeluti oleh lebih dari 240.000 masyarakat yang tersebar di seluruh tanah air. Angka tersebut bahkan meningkat sekitar 25 persen jika dibandingkan 2022, yakni sekitar 193.000-an masyarakat.
Defiyan menambahkan, produktivitas masyarakat yang menggeluti EA juga tercermin melalui peningkatan penggunaan listriknya.
"Pada akhir 2023, penggunaan listrik khusus untuk EA mencapai lebih dari 5 TerraWatt hour (TWh), atau meningkat sekitar sembilan persen dibandingkan dengan akhir periode 2022 yang sebesar 4,66 TWh," tegas Defiyan. (TSA)