RAPBN 2026 yang disusun pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,2-5,8 persen. Inflasi diproyeksikan tetap terjaga pada 1,5-3,5 persen.
Adapun nilai tukar rupiah diestimasi berada di kisaran Rp16.500-Rp16.900 per USD, dan harga minyak mentah dipatok antara USD60-USD80 per barel.
Di sisi pendapatan, RAPBN 2026 menetapkan target sebesar Rp3.094-Rp3.114 triliun, meningkat dari prognosis APBN 2025 yang mencapai Rp2.865,5 triliun.
Belanja negara pada RAPBN 2026 dipatok Rp3.800-Rp3.820 triliun, naik dari Rp3.527,5 triliun pada 2025.
Syafruddin menyebut, alokasi belanja diarahkan pada infrastruktur, ketahanan pangan, energi, dan pertahanan. Namun, ia menekankan bahwa efektivitas realisasi belanja harus menjadi perhatian utama.