Sejumlah pakar dan pengamat ekonomi menyoroti kebijakan pemerintah tersebut, terutama paket insentif bagi rumah tangga berpenghasilan rendah. Sebab, hanya bersifat sementara yakni dua bulan (Januari-Februari 2025).
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai stimulus yang diberikan selama dua bulan terlalu singkat untuk menghadapi efek lanjutan dari kenaikan PPN terhadap konsumsi rumah tangga.
Namun, stimulus tersebut juga dapat memberikan dampak sementara yang signifikan untuk menjaga daya beli, terutama dalam menghadapi awal tahun yang biasanya penuh tantangan ekonomi.
“Stimulus tersebut efektif sebagai mitigasi jangka pendek, tetapi untuk mempertahankan momentum konsumsi hingga akhir 2025, perlu evaluasi apakah kebijakan serupa perlu diperpanjang atau diimbangi dengan langkah lain seperti subsidi energi atau insentif pajak tambahan,” ujar Josua dalam keterangannya kepada IDXChannel, ditulis Rabu (8/1/2025).