IDXChannel - Menteri Investasi Bahlil Lahadahlia menawarkan jasa marketing kepada salah satu pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) perseorangan yang telah menerima Nomor Induk Berusaha (NIB).
Sebelumnya, di acara Pemberian NIB Pelaku UMK Perseorangan di Banyuwangi, Bahlil bercengkrama dengan masing-masing pelaku usaha. Kemudian, Bahlil menghampiri salah satu pelaku UMK disabilitas perajin bambu bernama Budi Hartono.
Budi bercerita, dalam menjalankan bisnisnya sehari-hari, ia membuat kerajinan keranjang parcel yang dibuat sendiri. Dalam sebulan ia memproduksi 10 rantang dan dijual seharga Rp 50 ribu per rantang.
Mendengar cerita Budi, Bahlil sontak terkejut dengan harga yang dibanderol itu. Menurut Bahlil, harga tersebut cenderung murah. Jika keranjang itu dijual di mal Jakarta bisa terjual Rp200 untuk satu rantang.
"Kok murah banget?," tanya Bahlil di Banyuwangi, Kamis (11/8/2022).
Sontak Budi menjawab, "Takut nggak laku, Pak kalau mahal-mahal".
"Ini kalau di jual di e-katalog LKPP, mahal ini. Kalau di mal bisa Rp200 ribu," ujar Bahlil.
Setelah itu, Bahlil menawarkan jasa marketing kepada Budi, dengan cara membeli 20 buah keranjang buah dan 15 tempat tisu untuk dijajalkan ke pegawai di Kementerian Investasi.
"Mau nggak lakunya agak mahal?" tanya Bahlil.
Kemudian, seru Budi, "Mau pak".
"Saya pesan dalam 1 bulan, 20 buah ya. Sama tempat tisu 15 buah. Mau saya taruh di kantor, nanti saya mau jadi marketing kamu," tutur Bahlil.
Lebih lanjut, terkait permodalan, karena saat ini dia sudah mempunyai NIB, ia berniat meminjam uang ke BRI senilai Rp5 juta untuk pengembangan bisnis dan membuat pesanan Bahlil.
"Untuk buat 1 keranjang butuh 1 pohoh bambu. 1 bambu harganya Rp 10 ribu. Karena saya mau kembangin usaha saya, saya butuh modal kira-kira Rp 5 jutaan," ungkap Budi.
Di saat itu juga Bahlil memerintah pihak BRI untuk segera mengurus pinjaman modal untuk Budi.