Selebihnya, kata Dwi, akan digunakan perusahaan untuk membayar utang, konsolidasi bisnis, investasi lain seperti di sektor EBT, dan sebagian akan digunakan untuk membayar dividen.
"Meskipun harga naik tajam, investasi tidak signifikan pertumbuhannya jadi banyak pertanyaan harga tinggi kenapa investasi tak setinggi harga minyak. Mereka lihat kondisi dinamis, ada ancaman krisis sehingga dahulukan bayar utang," pungkasnya.
(FAY)