sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

SPKLU Minim, Ekosistem Kendaraan Listrik Butuh Digenjot

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
30/09/2022 14:19 WIB
Target SPKLU di Tanah Air perlu ditingkatkan untuk mendorong penetrasi kendaraan listrik yang semakin luas di pasar domestik.
SPKLU Minim, Ekosistem Kendaraan Listrik Butuh Digenjot. (Foto: MNC Media)
SPKLU Minim, Ekosistem Kendaraan Listrik Butuh Digenjot. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pemerintah tampak serius untuk mempersiapkan transisi menuju kendaraan listrik. Setelah sebelumnya presiden mengeluarkan aturan tentang kewajiban pejabat menggunakan kendaraan listrik, respons masyarakat hingga pasar bisa dikatakan cukup antusias.

Merespon hal ini, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berupaya mempercepat kajian riset untuk kendaraan listrik Tanah Air.

Berdasarkan keterangan Kepala Organisasi Riset Elektronika dan Informatika BRIN, Budi Prawara, peningkatan pengguna kendaraan listrik meningkat seiring tingginya tingkat efisiensi dibanding kendaraan konvensional.

“Di Indonesia, upaya percepatan program kendaraan listrik itu membutuhkan dukungan riset dan inovasi. Penguasaan teknologi jadi kunci agar kandungan komponen (TKDN) dan produk lokal dapat berkontribusi terhadap teknologi kendaraan listrik," katanya, Senin (26/9/2022).

Di samping itu, stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang tersebar merupakan peluang untuk mendorong slow dan fast charging. BRIN juga melakukan pengembangan teknologi masa depan yakni charging tanpa kabel.

“Dalam waktu dekat, kami akan merilis proposal sistem otonom kendaraan berbasis baterai. Ada beberapa topik riset penguasaan teknologi kunci otonom yang bisa diajukan proposalnnya dengan mitra industri,” ujar Budi.

SPKLU Minim dan Terpusat di Kota besar

Persoalannya, Indonesia masih belum siap beralih ke moda transportasi bertenaga listrik dikarenakan minimnya infrastruktur public untuk pengisian daya. Di samping jumlah, pemerataan titik SPKLU juga menjadi isu tersendiri.

Meskipun penjualan mobil listrik di kuartal 1 2022 ini terbilang meningkat, tapi belum didukung dengan infrastruktur yang mumpuni akan sulit merubah budaya berkendara masyarakat.

Sebelumnya, PT PLN menyataka menjamin ketersediaan SPKLU di seluruh Indonesia dan mengimbau masyarakat agar tidak takut untuk beralih ke kendaraan listrik.

Adapun realisasi SPKLU yang dibangun PLN hingga Mei 2022 telah mencapai 129 unit dan tersebar di 98 titik. SPKLU terdiri dari SPKLU Fast Charging dan Ultra Fast Charging. Targetnya adalah tambahan 40 unit SPKLU lagi per akhir tahun 2022.

Terkait hal tersebut, Executive Vice President Pemasaran dan Pengembangan Produk PT PLN (Persero) Hikmat Drajat mengatakan bahwa dalam mendukung ekosistem berbasis kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB), PLN sudah mulai operasional.

"Adapun kesiapan PLN dari sisi ekosistem yang mendukung KBLBB, sebetulnya bukan lagi kesiapan. Tapi PLN itu sudah operasional," ucap Hikmat di perhelatan Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2022, Rabu (28/9/2022). Hikmat menjelaskan, masyarakat juga bisa melihat daftar SPKLU melalui aplikasi PLN Mobile yang bisa diunduh di handphone. Ini termasuk ke dalam fitur Electric Vehicle Operating System pada aplikasi tersebut.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM mencatat ada 267 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Charging Station hingga akhir 2021. Jika dilihat dari wilayahnya, mayoritas atau 101 unit berada di DKI Jakarta.

Selanjutnya, Jatim, Bali & Nusa Tenggara digabung memiliki 43 unit. Jawa Barat memiliki total 37 unit dan Banten memiliki 20 unit.

Lalu, Jawa Tengah dan DIY memiliki total 27 unit. Sumatra memiliki 21 unit dan Banten 20 unit. Terakhir, Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku memiliki 18 unit SPKLU. (Lihat tabel di bawah ini.)

Pada 2022, Indonesia menargetkan total SPKLU dapat mencapai 580 unit. Jumlah ini untuk mengakomodasi kendaraan listrik berbasis baterai yang diprediksi dapat mencapai 5.879 unit.

Indonesia menargetkan akan ada 24.720 unit SPKLU pada 2030. Jika pemerintah menargetkan kendaraan listrik sebanyak lima juta unit (mobil dan motor listrik), maka rasio SPKLU dan jumlah kendaraan yang ada adalah 1unit SPKLU banding 200 kendaraan listrik.

Isu pemerataan infrastruktur yang masih terpusat di kota besar seperti Jakarta menyebabkan akses SPKLU jadi terbatas dan tidak merata.

Jika dibandingkan salah satu negara pengguna kendaraan listrik, yakni Norwegia, jumlah ini tidak sebanding. Norwegia menerapkan kebijakan intensifikasi infrastruktur kendaraan listrik dengan membangun jaringan pengisian daya jauh sebelum kendaraan listrik masuk ke pasar otomotif di negara itu.

Pada 2013, sebanyak 4.029 SPKLU dan 127 titik fast-charging kendaraan listrik Norwegia dipersiapkan bahkan jumlahnya jauh lebih banyak dari jumlah kendaraan listrik saat itu yang hanya 9.500 unit.

Di akhir 2020, mengutip situs Parlemen Norwegia, terdapat lebih dari 330.000 mobil listrik baterai (BEV) yang terdaftar di negara ini. (ADF)

Halaman : 1 2 3 4 5
Advertisement
Advertisement