Dia mengungkapkan, alasan automatic adjustmen hanya 5 persen. Menurutnya, hal ini sebagai bagian untuk mengelola instrumem secara fleksibel dan menambah daya tahan APBN terutama untuk menjaga postur APBN pada tingkat defisitnya pada saat menghadapi berbagai guncangan dan ketidakpastian.
Menurutnya, 5 persen ini diperkirakan sesuai dengan data historis dari seluruh Kementerian dan Lembaga.
"Rata-rata penyerapan anggaran mereka adalah di sekitaran 95%. Dengan demikian, waktu kami menyampaikan AA 5% itu diharapkan tidak memengaruhi kemampuan untuk menjalankan program-program prioritas dan AA tidak dialihkan Kementerian atau Lembaga yang lain," paparnya.
"Jadi tetap milik KL hanya kita blokir apabila Kementerian/Lembaga betul-betul memiliki prioritas dan urgensi yang tinggi mereka akan bisa meminta untuk dibuka blokir, tapi sangat selektif karena memang tujuannya untuk meningkatkan disiplin fiskal dan penajaman prioritas di dalam masing-masing Kementerian/Lembaga," pungkas Sri Mulyani.
(FAY)