"Untuk 2022, sampai dengan bulan November, kita lihat produksinya turun 3,3%. Karena kenaikan 12+12% itu," ucapnya.
Maka dari itu, Sri Mulyani mengatakan, untuk 2022, diproyeksikan produksi rokok akan sedikit mengalami penurunan.
"Ini karena tarif sigaret kretek tangan (SKT) yang dinaikkan, adanya penyesuaian harga jual eceran (HJE) minimum dan simplifikasi," pungkasnya.
(FAY)