IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati merasa prihatin dengan perkembangan konsumsi rokok di Indonesia. Pasalnya, kebijakan tarif cukai hasil tembakau (HT) atau cukai rokok ikut mendorong kenaikan indeks kemahalan rokok.
"Namun, jumlah perokok masih sangat tinggi dan cenderung meningkat," ujar Sri Mulyani dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Senin (12/12/2022).
Pada saat pihaknya menaikkan harga tarif cukai HT lumayan tinggi di 2020, produksi rokok menurun cukup drastis hingga 9,7%. Ini juga didorong oleh adanya kontraksi ekonomi di tahun itu akibat pandemi Covid-19.
Kemudian di 2021, seiring dengan pemulihan ekonomi, terdapat kenaikan dari produksi rokok hingga 4%.
"Untuk 2022, sampai dengan bulan November, kita lihat produksinya turun 3,3%. Karena kenaikan 12+12% itu," ucapnya.
Maka dari itu, Sri Mulyani mengatakan, untuk 2022, diproyeksikan produksi rokok akan sedikit mengalami penurunan.
"Ini karena tarif sigaret kretek tangan (SKT) yang dinaikkan, adanya penyesuaian harga jual eceran (HJE) minimum dan simplifikasi," pungkasnya.
(FAY)