sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sri Mulyani Waspadai Adanya Turbulensi Ekonomi dari Negara Maju

Economics editor Rina Anggraeni
13/12/2021 16:38 WIB
Pemerintah optimis perekonomian nasional akan pulih namun mewaspadai adanya potensi turbulensi ekonomi yang berasal dari negara-negara maju.
Sri Mulyani Waspadai Adanya Turbulensi Ekonomi dari Negara Maju (FOTO: MNC Media)
Sri Mulyani Waspadai Adanya Turbulensi Ekonomi dari Negara Maju (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Pemerintah optimis perekonomian nasional akan pulih namun mewaspadai adanya potensi turbulensi ekonomi yang berasal dari negara-negara maju.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa pemerintah akan terus melakukan langkah-langkah untuk menyehatkan APBN menuju konsolidasi fiskal di tahun 2023. Pemerintah berupaya semakin mengoptimalkan pengelolaan aset dan menguatkan strategi pembiayaan tahun 2022 untuk mendukung terwujudnya APBN yang kuat dan berkelanjutan.

“Pemerintah akan terus mendayagunakan instrumen-instrumen yang ada menghadapi di satu sisi optimisme dari pemulihan ekonomi, namun di sisi lain kewaspadaan yang meningkat akibat potensi turbulensi yang berasal dari negara-negara maju,” ujar Menkeu secara daring di Jakarta, Senin (13/12/2021).

Menkeu mengungkapkan strategi pengelolaan pembiayaan anggaran pada APBN 2022 akan dilakukan secara prudent, fleksibel, dan oportunistik.
“Karena ini adalah cara yang paling sesuai pada saat kondisi ekonomi dunia dan kondisi pasar keuangan dan surat berharga yang sangat dinamis,” kata Menkeu Sri Mulyani.

Menkeu menjelaskan Undang-Undang (UU) APBN untuk tahun 2022 telah menyebutkan defisit di 4,85 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, UU tersebut disusun sebelum pembahasan dan penyelesaian UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan yang berpotensi memberikan tambahan penerimaan. 

Selain itu, kondisi tersebut juga belum memperhitungkan program pemulihan ekonomi tahun 2021 yang berdampak positif di berbagai sektor yang disertai dengan berbagai kenaikan di bidang ekspor dan komoditas.

“Ini akan memberikan dampak diharapkan positif sehingga kita berharap tahun 2022 akan bisa mengendalikan defisit sesuai dengan skenario konsolidasi APBN atau fiskal kita untuk bisa mencapai soft landing tahun 2023 dengan defisit yang kembali bisa dikendalikan di bawah 3 persen dari PDB,” tutup Sri Mulyani. (RAMA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement