"Setetes darah kalian akan sangat bermakna bagi pasien Thalasemia. Untuk itu, kami selaku yayasan mengimbau masyarakat agar tetap mendonorkan darahnya karena akan sangat berarti bagi pasien Thalasemia," tambahnya.
Masalah darah untuk transfusi pasien Thalasemia ternyata bukan hanya pada stoknya yang berkurang akibat pandemi Covid-19. Diterangkan Dokter Konsultan Hematologi Onkologi Anak dr Bambang Sudarmanto, Sp.A(K), MARS, ada beberapa masalah lain yang masih dihadapi, salah satunya belum semua rumah sakit menyediakan layanan skrining NAT pada darah pendonor.
"Skrining NAT ini diperlukan supaya darah yang dihasilkan bisa terbebas dari HIV, Hepatitis B, atau Hepatitis C dan faktanya belum semua tersedia di Indonesia," katanya.
Selain itu, belum semua Bank Darah rumah sakit atau Palang Merah Indonesia (PMI), kata dr Bambang, menyediakan PRC leukodeplated. "Kemudian, belum semua rumah sakit menggunakan Bed Site Filter dalam memberikan tranfuse darah," tambah dr Bambang.
(IND)