IDXChannel - Langkah perusahaan asal Jepang, Marubeni Corporation, yang telah bekerjasama dengan Siloam Group dan Bunda Group di sektor kesehatan membuat pemerintah ingin mengajaknya berinvestasi lebih luas dengan terlibat dalam pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sektor Kesehatan pertama di Indonesia, yang terletak di Sanur, Bali.
Ajakan ini disampaikan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga, saat berkunjung ke Jepang, dan bertemu dengan Ketua Asosiasi Bisnis Jepang, Kaidanren, sekaligus CEO Marubeni Corporation, Masumi Kakinoki, Selasa(26/7/2022).
Menurut Airlangga, dana investasi dan bahkan tenaga kesehatan di KEK Sanur ini dimungkinkan untuk berasal dari luar negeri. Untuk pengembangan KEK ke depan, nantinya KEK Kesehatan ini akan memiliki fasilitas kesehatan dengan spesialisasi Oncology, Stem Cell, dan perawatan orang-orang tua. Kesempatan investasi pada sektor kesehatan di Indonesia, di sambut baik oleh CEO Marubeni yang akan segera mengirimkan delegasi untuk melakukan survei langsung ke Sanur Bali.
Tak hanya menawarkan peluang investasi KEK Kesehatan, Airlangga juga memaparkan peluang industri kendaraan listrik di Indonesia. Menurut Airlangga, pemerintah Indonesia terus mengakselerasi pengembangan Electric Vehicle (EV) atau kendaraan listrik di Indonesia melalui penyusunan peta jalan pengembangan EV, pemberian berbagai insentif, hingga pengembangan ekosistem EV di Indonesia, melalui Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 Tahun 2020.
Targetnya, produksi EV pada tahun 2030 dapat mencapai 600 ribu unit untuk roda empat atau lebih, dan untuk roda dua dapat mencapai hingga 2,45 juta unit. Dengan diproduksinya kendaraan listrik, diharapkan mampu menurunkan emisi CO2 sebesar 2,7 juta ton untuk roda empat atau lebih dan sebesar 1,1 juta ton untuk roda dua. Pemerintah memberikan berbagai insentif fiskal dan non-fiskal bagi konsumen EV, seperti pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah PPnBM sebesar 0%, melalui Peraturan Pemerintah Nomor 74/2021.
“Dukungan pemerintah ini diharapkan mendorong potensi besar Indonesia dalam industri mobil listrik mengingat cadangan besar tambang nikel di Indonesia sebagai bahan utama baterai mobil listrik," tutur Airlangga.
Tak sekadar menawarkan peluang investasi, Airlangga juga menegaskan komitmen pemerintah Indonesia dalam hal transisi energi, yang merupakan salah satu dari tiga pilar Presidensi G20 Indonesia. Dalam kebijakan transisi energi, Indonesia berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060 serta Nationally Determined Contributions (NDCs) atau pengurangan emisi karbon 29 pesen pada tahun 2030.
Pemerintah Indonesia disebut Airlangga juga telah menyusun Road Map agar target mencapai NZE pada 2060 tersebut dapat benar-benar terealisasi.
“Sebagai langkah awal transformasi energi maka ditargetkan 23% bauran energi di tahun 2025 adalah energi baru dan terbarukan (EBT). Hingga akhir tahun 2021 lalu, bauran energi dari EBT telah mencapai sekitar 11,7 persen," tutur Airlangga.
Dijelaskannya, strategi utama yang disusun untuk menuju karbon netral dari sisi supply, yaitu pertama, pengembangan energi baru terbarukan (EBT) secara masif dengan fokus pada tenaga surya, air (hydro), panas bumi, angin, biogas dan biomass. Sedangkan strategi kedua adalah Retirement PLTU yang dilakukan secara bertahap.
Sedangkan yang ketiga adalah pemanfaatan teknologi rendah emisi, seperti Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) dan Penerapan Kebijakan Nilai Ekonomi Karbon (NEK/Carbon Pricing).
"Sementara dari sisi demand, strategi yang dilakukan antara lain pemanfaatan kompor induksi listrik dan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB), penerapan manajemen energi dan beberapa sektor investasi potensial yaitu sektor pembangkit listrik tenaga surya, tenaga air, hidrogen serta paduan amonia," ungkap Airlangga.
Atas paparan yang disampaikan Airlangga, Masumi Kakinoki pun menyampaikan apresiasinya. Kakinoki juga memberikan apresiasi atas kesiapan Indonesia dalam Presidensi G20 Tahun 2022 dan ASEAN Tahun 2023, pada saat momen bersejarah 50 Tahun Hubungan ASEAN–Jepang.
Tak hanya itu, Kakinoki juga mengapresiasi upaya serius Pemerintah Indonesia dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif melalui Undang-Undang Cipta Kerja, yang lebih memberikan kepastian bagi perusahaan-perusahaan Jepang dalam menjalankan usahanya di Indonesia.
Pada kesempatan tersebut Kakinoki juga menerangkan, bahwa Marubeni sudah memberikan kontribusi di bidang kelistrikan sejak yang tradisional dengan memanfaatkan teknologi PLTU Batu Bara, transisi energi, dan yang menggunakan energi baru dan terbarukan. PLTU Batu Bara dapat dialihkan menuju lebih ramah lingkungan dan ini seiring dengan program Pemerintah Jepang yang dicanangkan oleh Perdana Menteri Fumio Kishida yaitu Zero Emission.
Saat ini, Marubeni telah terlibat di beberapa proyek energi salah satunya adalah pengembangan PLTU Jawa 1. Menko Airlangga menerangkan fokus pemerintah Indonesia mendorong pengembangan eksplorasi geothermal dan sejumlah industri energi berbasis hijau, baik waduk maupun danau.
“Pemerintah Indonesia juga tengah mengeksplorasi paduan pembakaran antara ammonia dan batu bara yang bisa menurunkan karbon, dan menjadi transisi energi ke depannya,” tegas Airlangga.
Pada pertemuan tersebut, Menko Airlangga didampingi oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Duta Besar RI di Tokyo Heri Ahmadi, Sesmenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, dan Dirjen KPAII Kemenperin. Sedangkan, Masumi Kakinoki didampingi oleh Takashi Tokunaga, Kyoji Terayama, dan Daigo Odawara, General Manager Marubeni Corporation. (TSA)