"Untungnya bos baik, ia kasih aku pinjaman hingga 7 juta, uang itu saya gunakan untuk melunasi sisa utang," katanya.
Saat hendak melunasi dan mengecek tagihan, ia pun terkejut dengan utang yang membengkak. Tunggakan beberapa hari dari satu aplikasi merembet ke tiga aplikasi lainnya. Pikirannya kian mengacau.
"Bayangin bila ditotal denda utang saya aja sampai Rp 500 ribu per hari. Padahal yang terlambat satu aplikasi, tapi jadi dua lainnya kena. Ngga masuk akal kan?," keluh Rika.
Tak ambil pusing, hingga pertengahan Desember 2020 itu, Rika akhirnya melunasi bunga dan utang pokoknya. Sementara denda pada utang itu ia abaikan, karena dianggap tak masuk akal.
"Saya anggap lunas dong, ngapain saya harus bayar denda juga," katanya.
Berpikir masalah usai, namun para Collector kian bengis. Teror, ancaman, hingga kalimat sumpah menjadi santapan sehari harinya. Tak hanya dirinya, teror juga berlanjut hingga ke beberapa teman yang jarang bertemu, padahal temen itu tak pernah ada dikontak ponsel miliknya.