IDXChannel - Harga kedelai sempat mengalami kenaikan harga yang tinggi di awal tahun, hal ini membuat pengrajin tahu dan tempe menjerit. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo sudah memiliki program untuk mencegah harga kedelai kembali meroket.
Syahrul mengakui, konsumsi kedelai di pasar Tanah Air merupakan komoditas impor. Meski begitu, secara harga, kedelai impor tercatat lebih murah dibandingkan hasil produksi produsen lokal. Saat ini kenaikan harga terjadi secara global sehingga menimbulkan kendala di pasar lokal.
Untuk menjaga volume impor yang tinggi, Kementerian Pertanian (Kementan) tetap mengambil kebijakan untuk mengurangi impor komoditas pangan tersebut. Tercatat, ada tiga agenda utama yang akan dilakukan sebagai langkah mengurangi volume impor kedelai. Agenda itu sekaligus menjadi instrumen untuk memantau pasokan dan harga kedelai di pasar dalam negeri.
"Agenda SOS selama 100 hari ke depan di antaranya memperlancar pasokan ke perajin tahu tempe pasar, stabilisasi harga, meningkatkan produksi pertanian, menyiapkan CPCL (Calon Petani Calon Lokasi), serta membentuk gugus tugas lintas kementerian dan lembaga," ujar Syahrul dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR, Senin (25/1/2021).
Selain agenda SOS 100 hari. Agenda lain yang menjadi fokus Kementan adalah program temporary yakni 200 hari kedepan produktivitas lokal harus ditingkatkan. Bahkan, akan ada program supplay kebutuhan kedelai secara mandiri.