sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ada Dorongan Sentimen Global dan Domestik, Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat ke Rp14.299

Market news editor Anggie Ariesta
15/02/2022 16:06 WIB
Nilai tukar (kurs) rupiah hari ini ditutup menguat 26 poin ke level Rp14.299 dibandingkan penutupan sebelumnya di level Rp14.326.
Ada Dorongan Sentimen Global dan Domestik, Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat ke Rp14.299
Ada Dorongan Sentimen Global dan Domestik, Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat ke Rp14.299

IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah hari ini ditutup menguat 26 poin ke level Rp14.299 dibandingkan penutupan sebelumnya di level Rp14.326.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, rupiah menguat didorong oleh sentimen geopolitik hingga kenaikan suku bunga The Fed.

Diketahui bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari Senin meminta warga untuk mengibarkan bendera negara dari gedung-gedung dan menyanyikan lagu kebangsaan secara serempak, komentar itu lantas menakuti investor, tetapi dimaksudkan untuk menjadi "sarkastis."

"Sementara itu, pejabat Federal Reserve AS terus berdebat tentang seberapa agresif untuk memulai kenaikan suku bunga yang akan datang pada pertemuan Maret mereka. Presiden Fed St Louis James Bullard, yang menyerukan kenaikan besar 50 basis poin pada minggu sebelumnya, mengulangi seruan untuk menaikkan suku bunga lebih cepat pada hari Senin," tulis Ibrahim dalam risetnya, Selasa (15/2/2022).

Namun, lanjut Ibrahim, rekan Bullard lebih berhati-hati dalam pernyataan mereka, dan The Fed juga akan merilis risalah dari pertemuan terbaru pada hari Rabu. Reserve Bank of Australia merilis risalah dari pertemuannya sendiri pada hari sebelumnya.

Ketegangan di Ukraina dan prospek yang lebih agresif untuk suku bunga dana Fed keduanya mendukung dolar dalam waktu dekat, ahli strategi mata uang senior Commonwealth Bank Of Australia Kim Mundy.

Di Asia Pasifik, data yang dirilis pada hari sebelumnya menunjukkan bahwa PDB Jepang tumbuh 1,3% kuartal-ke-kuartal dan 5,4% tahun-ke-tahun pada kuartal keempat 2021. Meskipun penurunan jumlah kasus COVID-19 di negara itu membantu meningkatkan konsumsi, kenaikan biaya bahan baku dan lonjakan infeksi varian Omicron baru mengaburkan pandangan.

Sedangkan dari sentimen domestik, Bank Indonesia mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada triwulan IV-2021 mencapai 415,1 miliar dolar AS atau turun dari posisi triwulan sebelumnya yang sebesar USD424 miliar. Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menyatakan penurunan itu disebabkan oleh penurunan posisi ULN sektor publik yakni pemerintah dan bank sentral serta sektor swasta.

Secara tahunan posisi ULN Kuartal Keempat 2021 terkontraksi 0,4 persen (yoy) setelah tumbuh 3,8 persen (yoy) pada Kuartal sebelumnya.

Untuk ULN pemerintah pada Kuartal Keempat 2021 tercatat sebesar 200,2 miliar dolar AS turut menurun dari posisi triwulan sebelumnya sebesar USD205,5 miliar atau terkontraksi 3 persen (yoy) setelah tumbuh 4,1 persen (yoy) pada Kuartal Ketigat 2021.

Penurunan ULN terjadi seiring beberapa seri Surat Berharga Negara( SBN) yang jatuh tempo dan pelunasan sebagian pokok pinjaman di Kuartal Keempat 2021.

Selanjutnya Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan Indonesia mengalami surplus neraca dagang USD930 juta pada Januari 2022 kemarin. Dengan demikian, RI mencatatkan surplus selama 21 bulan berturut-turut.

Meski surplus, sejatinya angkanya mengecil jika dibanding Desember 2021 yang masih USD1,02 miliar. Surplus tersebut berasal dari selisih nilai ekspor yang mencapai USD19,16 miliar atau naik 35,31 persen dan impor senilai USD18,23 miliar atau naik 36,77 persen pada Januari kemarin.

Dalam perdagangan sore ini, Rupiah ditutup menguat. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat direntang Rp14.270 - Rp14.300.

(NDA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement