Sedangkan dari sentimen domestik, Bank Indonesia mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada triwulan IV-2021 mencapai 415,1 miliar dolar AS atau turun dari posisi triwulan sebelumnya yang sebesar USD424 miliar. Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menyatakan penurunan itu disebabkan oleh penurunan posisi ULN sektor publik yakni pemerintah dan bank sentral serta sektor swasta.
Secara tahunan posisi ULN Kuartal Keempat 2021 terkontraksi 0,4 persen (yoy) setelah tumbuh 3,8 persen (yoy) pada Kuartal sebelumnya.
Untuk ULN pemerintah pada Kuartal Keempat 2021 tercatat sebesar 200,2 miliar dolar AS turut menurun dari posisi triwulan sebelumnya sebesar USD205,5 miliar atau terkontraksi 3 persen (yoy) setelah tumbuh 4,1 persen (yoy) pada Kuartal Ketigat 2021.
Penurunan ULN terjadi seiring beberapa seri Surat Berharga Negara( SBN) yang jatuh tempo dan pelunasan sebagian pokok pinjaman di Kuartal Keempat 2021.
Selanjutnya Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan Indonesia mengalami surplus neraca dagang USD930 juta pada Januari 2022 kemarin. Dengan demikian, RI mencatatkan surplus selama 21 bulan berturut-turut.
Meski surplus, sejatinya angkanya mengecil jika dibanding Desember 2021 yang masih USD1,02 miliar. Surplus tersebut berasal dari selisih nilai ekspor yang mencapai USD19,16 miliar atau naik 35,31 persen dan impor senilai USD18,23 miliar atau naik 36,77 persen pada Januari kemarin.
Dalam perdagangan sore ini, Rupiah ditutup menguat. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat direntang Rp14.270 - Rp14.300.
(NDA)