"Positivity rate Covid-19 secara nasional masih di atas 25%. Jauh dari ambang batas aman versi WHO yang dipatok di 5%," ujarnya.
Tak hanya itu, progress vaksinasi juga berjalan dengan lambat. Sudah satu bulan berlangsung, jumlah dosis vaksin yang telah disuntikkan ke masyarakat baru 1 juta. Padahal angka tersebut adalah target harian pemerintah jika ingin mencapai herd immunity dalam kurun waktu satu tahun.
"Dengan kondisi data eksternal dan internal yang kurang mendukung, mengakibatkan arus modal asing kembali keluar dari pasar finansial dalam negeri, sehingga wajar kalau mata uang garuda kembali melemah."
Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup melemah di rentang Rp.14.110 - Rp.14.160. (TYO)