Selain itu, cuaca yang lebih hangat di Amerika Serikat (AS) dan Eropa juga meredakan kekhawatiran akan kurangnya pasokan batu bara.
Kendati demikian, harga komoditas bisa mengalami rebound jangka pendek berkat berakhirnya libur Tahun Baru Imlek dan kembali normalnya permintaan batu bara di industri hilir.
Adapun, UOB KayHian memproyeksikan, harga batu bara akan stabil di USD260-280 ton pada 2023.
“China berencana meningkatkan produksi batu baranya setelah membuka kembali keran perekonomian, sedangkan di Indonesia, produksi batu bara diproyeksi akan tumbuh 5 persen secara year on year (yoy) menjadi 695 ton pada 2023,” tulis UOB KayHian.
Meski begitu, peningkatan produksi dari China menyebabkan harga batu bara berada di bawah USD300/ton pada 2023, sehingga bakal memengaruhi kinerja ITMG.