Dilansir dari kinerja keuangan tahunan, SAME memperoleh pertumbuhan pendapatan tertinggi secara year on year (yoy) sebesar 55,68 persen pada tahun 2021. Sementara di posisi kedua adalah SILO, yaitu sebesar 31,95 persen. Adapun dari emiten laboratorium, DGNS memperoleh pertumbuhan pendapatan tertinggi, yaitu sebesar 64,97 persen.
Sedangkan berdasarkan laba bersih yang diperoleh emiten rumah sakit selama 2021, SILO mencatat laba bersih paling tinggi yaitu sebesar 480,32 persen. Sementara HEAL juga menyusul dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 111,98 persen di tahun yang sama. Adapun dari emiten laboratorium, laba bersih PRDA melesat hingga 131,30 persen pada tahun 2021 lalu.
Jika diukur berdasarkan jumlah pendapatannya, SILO mengungguli emiten kesehatan lainnya dengan perolehan pendapatan bersih tahunan sebesar Rp9,38 triliun. Sementara, emiten ini berhasil mencetak laba bersih yang mencapai Rp674,12 miliar di tahun 2021.
Bila ditelisik lebih lanjut dari laporan keuangannya di tahun tersebut, melonjaknya pendapatan emiten ini berasal dari rawat inap, yaitu mencapai Rp5,23 triliun. Sementara pendapatan dari rawat jalan menyumbang sebesar Rp4,15 triliun pada 2021.
Menurut pihak Siloam, emiten ini telah memberikan pelayanan terbaiknya selama pandemi agar lebih mudah dijangkau oleh masyarakat luas. Mereka juga mengklaim telah memiliki jaringan profesional yang kuat untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat di masa pandemi.