sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bursa Asia Sebagian Tertekan Imbas Kekhawatiran Inflasi dan Suku Bunga AS

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
24/05/2024 09:20 WIB
Bursa Asia dibuka sebagian besar melemah pada perdagangan menjelang akhir pekan, Jumat (24/5/2024), mengekor Wall Street.
Bursa Asia Sebagian Tertekan Imbas Kekhawatiran Inflasi dan Suku Bunga AS. (Foto MNC Media)
Bursa Asia Sebagian Tertekan Imbas Kekhawatiran Inflasi dan Suku Bunga AS. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Bursa Asia dibuka sebagian besar melemah pada perdagangan menjelang akhir pekan, Jumat (24/5/2024), mengekor Wall Street seiring pasar merespons kekhawatiran kenaikan inflasi Amerika Serikat (AS).

Saham-saham di Hong Kong, Australia, Korea Selatan, hingga Jepang kompak turun, sementara indeks di China menguat tipis.

Pada pukul 09.00, indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,32 persen di level 18.808. Pada saat yang sama, indeks saham Nikkei 225 Jepang turun 1,06 persen di level 38.686 menjauh dari level tertinggi baru.

Sementara, indeks ASX 200 Australia turun 0,96 persen di level 7.736. Indeks KOSPI Korea Selatan anjlok 1,03 persen di level 2.693,86 dan indeks Shanghai Composite naik 0,19 persen pada saat bersamaan di level 3.122. (Lihat grafik di bawah ini.)

Dari Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tutup cuti bersama Hari Raya Waisak 2024. Pada sesi sebelumnya, IHSG ditutup menguat 0,51 persen ke level 7.222,3.

Indeks Nikkei 225 Jepang turun membalikkan kenaikan dari sesi sebelumnya dan mengikuti penurunan di Wall Street semalam karena data ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan meningkatkan kekhawatiran bank sentral The Federal Reserve (The Fed) bisa menunda penurunan suku bunga. 

Di dalam negeri, investor mencerna data yang menunjukkan tingkat inflasi inti Jepang melambat menjadi 2,2 persen pada April dari 2,6 persen pada Maret, sejalan dengan ekspektasi. 

Namun, angka terbaru tersebut masih di atas target Bank of Japan sebesar 2 persen, sehingga membuat bank sentral tetap berada di bawah tekanan untuk memperketat kebijakan lebih lanjut. 

Saham-saham teknologi memimpin penurunan, dengan kerugian tajam yang dialami oleh Tokyo Electron (-2,7 persen), Socionext (-5,4 persen), Advantest (-3,7 persen), SoftBank Group (-2,3 persen) dan Lasertec (-4 persen). Indeks kelas berat lainnya juga anjlok, termasuk Toyota Motor (-0,6 persen), Tokyo Electric Power (-0,9 persen) dan Fast Retailing (-2,7 persen).

Indeks S&P/ASX 200 Australia juga turun, meluncur untuk sesi keempat berturut-turut dan mengikuti penurunan di Wall Street semalam.

Kekhawatiran penundaan suku bunga dapat membebani harga komoditas dan semakin menekan bursa yang kaya akan sumber daya alam ini. 

Saham-saham pertambangan, emas dan energi memimpin penurunan, dengan penurunan signifikan terjadi pada saham Rio Tinto (-1,3 persen), Fortescue (-1,2 persen), Newmont Corp (-0,9 persen), Northern Star Resources (-1,2 persen) dan Woodside Energy (- 0,7 persen). 

Bursa saham AS juga ditutup melemah pada perdagangan Kamis (23/5) waktu setempat. 

Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 605,78 poin, atau 1,53 persen, menjadi 39,065.26, S&P 500 (.SPX) kehilangan 39,17 poin, atau 0,74 persen, menjadi 5,267.84 dan Nasdaq Composite (.IXIC) kehilangan 65,51 poin, atau 0,39 persen, menjadi 16.736,03.

Data yang dirilis awal bulan ini menunjukkan bahwa indeks harga konsumen AS berada di angka 3,4 persen untuk April. Angka ini sedikit turun dari angka 3,5 persen pada bulan Maret, dan jauh di bawah angka 9,1 persen yang tercatat pada Juni 2022, namun juga tetap berada di atas target The Fed sebesar 2 persen.

Komentar Gubernur Fed Christopher Waller pada Selasa (22/5/2024) mengatakan bahwa ia perlu melihat bukti data lebih lanjut bahwa inflasi melemah sebelum mendukung penurunan suku bunga.

“Dengan tidak adanya pelemahan yang signifikan di pasar tenaga kerja, saya perlu melihat data inflasi yang baik selama beberapa bulan lagi sebelum saya merasa nyaman mendukung pelonggaran kebijakan moneter,” katanya pada sebuah acara di Peterson Institute for Ekonomi Internasional di Washington.

Komentar Waller juga diamini oleh pejabat Fed lainnya, termasuk Presiden Fed Boston Susan Collins.

“Saya pikir datanya sangat beragam dan ini akan memakan waktu lebih lama dari yang saya perkirakan sebelumnya. Kita berada dalam periode di mana kesabaran sangat penting,” katanya pada konferensi yang diselenggarakan oleh Federal Reserve Atlanta.

(YNA)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement