Aksi tersebut mencakup rencana spin-off Infranexia, dengan perjanjian pengalihan aset serat optik wholesale senilai Rp35,8 triliun, pencarian investor strategis global untuk bisnis pusat data (data center), serta penyederhanaan jumlah anak usaha hingga dua pertiga, dari 61 menjadi sekitar 19-20 entitas.
Samuel menilai inisiatif tersebut, ditopang proyeksi kenaikan konsumsi data hingga 16,3 GB per bulan serta tambahan pendapatan dari penyewaan serat optik melalui skema open access Infranexia pada 2026, berpotensi mendorong kinerja TLKM ke depan.
Namun, dengan potensi kenaikan harga saham yang dinilai terbatas, Samuel Sekuritas menurunkan rekomendasi TLKM menjadi hold dengan target harga tetap Rp3.700.
Rekomendasi ini mencerminkan valuasi 2026F EV/EBITDA sebesar 5,4 kali dan potensi kenaikan harga sekitar 4,2 persen.
Samuel juga mencatat sejumlah risiko jangka pendek yang masih membayangi, antara lain persaingan yang semakin ketat, pertumbuhan pelanggan yang melambat, serta potensi perang harga di segmen fixed broadband, meski pendekatan yang lebih rasional di bisnis seluler dinilai dapat membantu pemulihan bisnis inti. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.