"Melalui inovasinya diharapkan Kimia Farma dapat ikut berperan dalam menurunkan jumlah impor BBO atau Active Pharmaceutical Ingredients (API) di Indonesia, serta dapat terus mengoptimalisasi penggunaan BBO dalam negeri," tutur David.
Sementara, Direktur Utama KFSP, Pamian Siregar, menyampaikan bahwa pada 2022 lalu pihaknya telah
berhasil memproduksi 13 item BBO untuk kebutuhan nasional.
13 item tersebut meliputi simvastatin, atorvastatin, rosuvastatin, clopidogrel, entecavir, remdesivir, tenofovir, lamivudine, zidovudine, efavirenz, attapulgite, iodium povidone dan amlodipine.
Pamian mengekliam bahwa komitmen Kimia Farma Group dalam menciptakan produk bahan baku obat dalam negeri memang sangat tinggi.
"Ini sejalan dengan fasilitas produksi KFSP yang telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Bahan Baku Aktif Obat yang Baik dari BPOM dan Sertifikat Halal dari BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal), sehingga menghasilkan produk-produk berkualitas dan berdaya saing," tegas Pamian. (TSA)