IDXChannel - Harga minyak sawit mentah Malaysia diprediksi melemah pada pekan depan. Ini menyusul koreksi pada pekan ini yang mendorong aktivitas pembelian dengan harga yang lebih murah di minggu depan.
Proyeksi tersebut datang dari seorang perwakilan pedagang CPO di Malaysia, David Ng, sembari memperjelas bahwa pasar juga tengah menanti rilis data ekspor terbaru di Negeri Jiran.
David menilai ekspor Malaysia bakal lebih rendah karena adanya sentimen global berupa pembatasan Covid-19 di China yang dikhawatirkan dapat mengancam permintaan minyak sawit dan produk turunannya.
"Saya pikir data ekspor mungkin melemah karena sentimen global dan juga penguatan ringgit baru-baru ini terhadap dolar AS," kata David, dilansir Bernama, Minggu (20/11/2022).
Permintaan yang lemah dari China dapat membuat persediaan bertambah, yang pada akhirnya membebani harga di masa depan.
“Kami berharap harga diperdagangkan antara MYR3.700 dan MYR4.200 untuk minggu depan,” terangnya.
Sementara itu, kepala riset komoditas Sunvone Group yang berbasis di Mumbai Anil Kumar Bagani mengatakan ringgit yang lebih kuat selama seminggu terakhir juga berperan dalam jatuhnya CPO ke depan. Bagani juga mencermati dampak lebih jauh yang datang dari Beijing.
"Peningkatan kasus virus corona di China berdampak buruk pada harga energi, sehingga menghasilkan gambaran makro yang lebih lemah," ujarnya.
Ia mengatakan, data ekspor minyak sawit Malaysia (November) diperkirakan akan dirilis oleh cargo surveyor dan akan menjadi salah satu fokus pekan depan.
"Saya pikir data ekspor mungkin melemah karena sentimen global yang lemah dan juga penguatan ringgit baru-baru ini terhadap dolar AS.
“Kami berharap harga diperdagangkan antara RM3.700 dan RM4.200 minggu depan,” katanya kepada Bernama.
(DES)