Kini, harga minyak turun untuk sesi keempat berturut-turut dan menetap di posisi terendah dalam beberapa bulan karena prospek kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama meningkatkan kekhawatiran seputar pertumbuhan permintaan di pasar minyak terbesar di dunia.
Melansir Reuters Kamis (23/5/2024), data S&P Global terbaru juga menunjukkan percepatan aktivitas bisnis AS bulan ini. Namun, produsen juga melaporkan lonjakan harga untuk berbagai input, menunjukkan kenaikan inflasi barang dalam beberapa bulan mendatang.
Pada Rabu (22/5/2024), risalah pertemuan kebijakan terbaru The Federal Reserve (The Fed) AS menunjukkan para pengambil kebijakan masih ragu apakah suku bunga saat ini cukup tinggi untuk menjinakkan inflasi yang membandel.
Data yang dirilis awal bulan ini menunjukkan bahwa indeks harga konsumen AS berada di angka 3,4 persen untuk April.