Terkait dengan volume transaksi, Hendra juga menyoroti ada perubahan perilaku investor.
"Kalau saya lihat ada perubahan pola, terutama sejak 2021 ini sudah mulai terjadi pergerakan di mana dulu rencana untuk investasi full kini malah tidak berani," tuturnya.
Menurutnya ada kekhawatiran di tengah investor terhadap IHSG mengingat valuasi dari tahun 2018, indeks terpantau minus (-0,70%), 2019 (-2,52%), 2020 (-7,03%),
"Dari berbagai waktu yang lalu kita sempat khawatir indeks bisa lebih parah dari 2020," terang Hendra. Sehingga membuat investor melakukan trading dengan cepat dan tak jarang melirik saham-saham lapis dua dan tiga.
"Saya lihat di beberapa saham-saham yang lama itu agak kurang bagus, kalau saya lihat investor ada arahnya ke lapis 2 dan lapis 3, mengingat ritel juga banyak yang masuk," ucapnya.